Bonus Demografi, Generasi Muda Diingatkan Harus Bisa Bersaing dengan Negara-Negara Lain

Jenderal TNI Purnawirawan Andika Perkasa. (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA — Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah (Jateng) 2024 sekaligus mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa memperkirakan Indonesia mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030-an, di mana sekitar 68,3 persen populasi adalah generasi muda, millennial, dan Gen Z. Menghadapi hal itu maka generasi muda tidak boleh minder.

“Bonus demografi adalah suatu anugerah. Tapi bagi mereka yang nggak punya bonus demografi pun, mereka juga nggak boleh putus asa kan? Kan itu bukan pilihan. Negara yang nggak punya bonus demografi, bayangin saja,” kata Andika belum lama ini.

Menurut Andika, Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang berlimpah. Negara yang tak punya sumber daya alam tentu tidak punya pilihan. “Karena nggak ada pilihan, tapi harus survive, apalagi kita. Jadi kalau saya sangat optimistis, kita bisa dengan apa yang kita punya, dengan kekurangan yang kita punya pun bisa,” jelas dia.

Untuk itulah, lanjut Andika, maka perlu menegakkan kedaulatan di negara tercinta. Meskipun alutsista kurang tapi Indonesia harus bisa menegakkan kedaulatan. “Dan saya ingin generasi muda kita juga yakin bahwa kita bisa. Kita bisa kok ternyata diperhitungkan sama negara-negara besar. Bisa satu level kita sama mereka. Nggak minder kita, gitu lho,” tegasnya.

Andika pun menyoroti bahwa generasi muda Indonesia agar harus bisa bersaing dengan generasi dari negara-negara lain. “Yang jelas mereka harus produktif. Yang jelas bagi saya produktif, tapi juga menuju ke peningkatan. Misalnya begini, kita sangat kurang engineer, sangat kurang. Lihatlah negara-negara maju, yang sudah maju ini kan berarti sudah membuktikan, mereka tidak terlalu tergantung kepada yang lain-lain,” paparnya.

Ini lantaran dari produktivitas engineering-nya negara-negara maju sendiri sudah menjadi independen. “Tapi kalau kita belum, akhirnya kita selalu tergantung kepada tadi, negara-negara yang misalnya punya kemampuan untuk melakukan sebuah produksi,” ujar Andika.

Andika mengaku untuk membuat generasi muda produktif adalah dengan memberikan arahan atau tuntunan. “Nggak bisa semaunya masing-masing, nggak bisa juga. Paling nggak harus ada arahan. Semua pilihan itu bagus, sesuai passion-mu masing-masing, bagus,” ujarnya.

Tapi kalau ingin lebih produktif, kata Andika, Indonesia perlu meningkatkan kemampuan produksi. “Berarti jurusan-jurusan yang sifatnya tadi lebih specialized, bukan yang hanya generalized, itu perlu diperbanyak. Bukan hanya engineer maksud saya, tapi tadi misal kedokteran, kemudian ya yang begitu-begitulah. Tapi yang generalized-generalized ini mungkin lebih dikurangin,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *