Wukuf di Arafah/ilustrasi. (Foto: pixabay)
JAKARTA — Jamaah haji dari seluruh dunia termasuk jamaah asal Indonesia sedang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah 1445 H atau Sabtu, 15 Juni 2024. Waktu wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah.
Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag) RI Widi Dwinanda mengatakan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyelenggarakan khutbah wukuf dan shalat berjamaah di tenda utama dan di setiap tenda jamaah yang dilaksanakan oleh para pembimbing ibadah selama wukuf.
Widi mengimbau para jamaah agar memanfaatkan kesempatan terbaik dalam hidupnya dengan memperbanyak zikir, membaca talbiyah, menggaungkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an.
“Lalu menyelingi zikir dengan berdoa sebab Arafah adalah tempat mustajab atau terkabulnya doa. Meyakini bahwa doanya selama di Arafah dikabulkan Allah dan dosanya diampuni. Bertafakkur merenungi kebesaran Allah, berserah diri, dan mengharap pertolongan Allah,” kata Widi melalui keterangan tertulis dari Kemenag RI, Sabtu (15/6/2024).
Bagi calon haji yang sakit, Widi berpesan agar bersabar dan tabah, zikir dan doa untuk kesembuhan, menjaga shalat lima waktu. Jika tidak mampu shalat dengan berdiri, calon haji boleh shalat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau jika terpaksa dengan isyarat.
Widi menjelaskan tahun ini PPIH memberlakukan skema Murur bagi jamaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya di Muzdalifah. “Mabit di Muzdalifah dengan cara Murur adalah mabit yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah,” ucapnya.
Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah, sambung Wido, tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), selanjutnya bus langsung membawa jamaah menuju tenda Mina. “Selain jamaah risiko tinggi, lansia, dan disabilitas, pergerakan jamaah ke Muzdalifah dilakukan dengan sistem taraddudi (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah,” tegas dia.
Selama melaksanakan mabit (menginap), Widi menambahkan, jamaah dapat istirahat dan berzikir, menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah sebab Muzdalifah termasuk tempat mustajab. “Tidak ada ibadah khusus selama mabit di Muzdalifah,” katanya.
Kemenag RI juga mengimbau para jamaah agar mempertahankan kondisi kebugaran fisik dengan beristirahat atau tidur, menghindari kelelahan, mengonsumsi bekal yang dibawa, minum obat dan menghubungi dokter jika merasa tidak sehat.
“PPIH akan membagikan kantong kerikil saat jamaah haji di Arafah bersamaan dengan pembagian snack berat untuk dikonsumsi saat di Muzdalifah,” ujar Widi.
Jamaah yang wafat hingga saat ini berjumlah 121 orang dengan rincian wafat di Embarkasi sembilan orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang, di bandara tiga orang, dan di Arafah empat orang. Seluruh jemaah wafat akan dibadalhajikan.